![]() |
Judul
Buku : Verbun Dei
Nama
Pengarang : W. Gary Crampton
Nama
Penerbit : Momentum
Tahun
Penerbit : 2008
Tebal
Halaman : 157
BAB I
PENGETAHUAN TENTANG ALLAH
- Masalah-“Kepastian”
Secara sederhana, Allah menciptakan manusia untuk hidup,
berkembang dalam suatu lingkungan di mana pengetahuannya itu pasti, tidak perlu
diragukan. Keberadaan kebahagiaan (atau berkat), dan kehadiran Allah di dalam
taman, menjamin kepastian tersebut. Tetapi dengan kejatuhan ke dalam “dosa dan
kesengsaraan” setiap aspek pengetahuan manusia menjadi terbuka bagi pernyataan.
- Dua Metode Epistemologi
1) Rasionalisme
meninggikan pikiran ke tempat yang tertinggi. Rasio dan logika menjadi sumber
yang utama dan satu-satunya, untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.
2) Empirisme
meninggikan metode ilmiah untuk memperoleh kepastian. Ada dua masalah dengan
empirisme yakni: hanya karena metode ini bergantung pada pengumpulan data untuk
mendapatkan kesimpulan-kesimpulannya maka tidak pernah dapat dipastikan bahwa
beberapa data baru tidak dapat mengubah data sama sekali
kesimpulan-kesimpulannya yang terdahulu, Indera dapat menipu.
- Epistemologi Kristen
Epistemologi Kristen harus menggunakan data dari akal
budi dan panca indera untuk memperoleh suatu pengetahuan. AllaSuah telah
memberitahu kita agar kita menggunakan mata, telinga, dan pikiran kita untuk
mempelajari dan mendengarkan Firman-Nya, dan Merenungkan-Nya.
- Aspek Ketiga
Sebuah aspek atau unsur yang ketiga diperlukan untuk
kepastian yang lebih dalam yang diharapkan manusia. Aspek ketiga tersebut
sebagai “Wahyu” dan di dalamnya berisi inti pembahasan. Wahyu adalah Suara
Allah, Allah menyatakan diri-Nya melalui wahyu umum dan khusus. Melalui wahyu
Allah menyingkapkan diri-Nya kepada manusia, menyatakan diri-Nya kepada
manusia.
- Pengetahuan akan Allah yang Menyelamatkan
1)
Suatu
pengetahuan intelektual tentang kristus
Seseorang
harus tahu fakta-fakta dan informasi tentang Dia yang datang untuk menebus
orang-orang pilihan Allah. Paulus mengutuk iman yang dibangun atas kesalahan
(Roma 10:2).
2)
Suatu
persetujuan terhadap Kristus dan Firman-Nya sebagai kebenaran
Seseorang
menyangkali bahwa Yesus Kristus dan wahyu Alkitab tentang Dia adalah benar maka
ia tidak dapat diselamatkan.
3)
Suatu
persetujuan (ketaatan) kepada kebenaran-percaya
Seseorang
tidak hanya mengakui kebenaran berita injil, tetapi mempercayakan hidupnya
kepada Kristus yang diberitakan (yakni, Kemampuan-Nya untuk menanggung dosa
kita dan menyediakan kebenaran-keadilan yang penting untuk memperkenankan
Allah) maka ia diselamatkan.
BAB II
DUA SISI PEWAHYUAN
- Wahyu Umum
Wahyu umum disampaikan dan dimiliki sejak lahir, wahyu
umum disampaikan kepada semua orang melalui alam (yakni, dalam hal-hal yang
diciptakan Allah). Dalam Roma 2:14,15 Rasul Paulus mengajarkan doktrin tentang
wahyu umum yang dibawa sejak lahir. Wahyu yang terbawa sejak lahir dimiliki
semua orang tanpa kecuali, hal ini merupakan poin dari Yudas 1:10. Wahyu umum
menyampaikan apa yang disampaikan oleh Tuhan kepada semua umat manusia melalui
alam. Allah Tritunggal menciptakan semua benda (Kejadian 1) dan ciptaan-Nya
menyatakan ketuhanan-Nya.
- Wahyu Khusus
Wahyu khusus disampaikan kepada manusia di dalam Alkitab
saja lewat dengan pribadi seseorang. Wahyu khusus ini merupakan suatu bentuk
komunikasi verbal, dan disampaikan secara khusus atau spesial kepada orang
tertentu.
BAB
III
WAHYU KHUSUS
- Wahyu yang Bersifat Progresif
Wahyu Alkitabiah bersifat progresif, misalnya penebusan,
bagian ajaran teologi ini ditunjukkan sebagai “Teologi Biblika”. Alkitab
sendiri merupakan suatu buku perjanjian (Kel. 34:28; Ibr 9:4), yang tidak dapat
dibatalkan (Yoh. 10:35). Keseimbangan Alkitab merupakan suatu susunan dari
konsep “re-kreasi” (1 Yoh. 3:8; Ibr. 2:14; Rom. 16:20; 2 Kor. 5:17; Why.
21,22).
- Kanonisasi Alkitab
Setelah 400 tahun Allah mulai berbicara kepada umat-Nya
melalui malaikan Gabriel (Luk. 1:8-38) dan Yohanes Pembabtis (Mat. 3). Dalam
kegenapan waktu-Nya Ia berbicara melalui Kristus yang diutus, Firman Allah yang
berinkarnasi, ke dalam dunia (Yoh. 1:14,18). Yesus menugaskan para Rasul-Nya
(Mat. 10:1-4) untuk berbicara dan menuliskan Firman-Nya yang sempurna.
Perjanjian Lama telah lengkap pada 400 SM dan Perjanjian Baru pada 70 M.
Perjanjian baru mengutip Perjanjian Lama sebanyak 209 dari 260 pasal Perjanjian
Baru. Perjanjian Lama diterima karena kepenulisannya bersifat kenabian,
penerimaan oleh orang/agama yahudi (secara historis) dan konsistensi doktrin
dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Sedangkan Perjanjian Baru kepenulisan
bersifat kerasulan, penerimaan oleh gereja yang mula-mula dan konsistensi
doktrin dengan keselarasan Alkitab.
- Otoritas Alkitab
Fakta bahwa bahwa Alkitab merupakan titik awal dari semua
bidang studi yaitu di dalam kitab 2 Timotius 3:16,17, yang mengajar kepada kita
bahwa Alkitab berotoritas mutlak. Ada empat lembaga dasar yang Alkitabiah
yakni; keluarga (Kej. 1:26-28; 2:24; Ef. 6:1-4), Gereja (Mat. 16:17-19),
Pemerintahan Sipil (Rom. 13:1-7), dan Bisnis atau Ekonomi (Ef. 6:5-9; Kol
3:22-4:1).
- Doktrin Inspirasi
Alkitab mengklaim diberikan melalui “inspirasi” oleh
Allah (2 Tim. 3:16). “Dihembuskan/dinafaskan Allah. Ada beberapa tentang apa
yang dibicarakan mengenai permasalahan ini yakni: Infallible, Inerrant,
Naskah-naskah Asli, Verbal, Plenary, Konfluen, Perspicuity, Perbedaan
Perjanjian Lama dan, Perjanjian Baru, Manusia Sebagai sarana Inspirasi.
- Pandangan-pandangan yang Salah Mengenai Inspirasi
Dinamis. Tidak
menyebabkan adanya tulisan yang dinafaskan oleh Allah. Parsial, Hanya
bagian-bagian tertentu Alkitab yang diinspirasikan. Konseptual, Hanya
konsep-konsep Alkitab saja yang diispirasikan, bukan kata-kata di dalamnya. Alami,
Para penulis Alkitab hanya dianggap sebagai orang-orang yang sangat jenius
saja. Dapat Salah, Allah mungkin menginspirasikan kesalahan. Neo-Orthodoks,
Segala sesuatu yang manusia lakukan dicemari oleh dosa.
- Kebenaran Proposisional
Kebenaran Allah tinggal dalam keteraturan logis dari
kata-kata itu sendiri. Kebenaran-Nya datang melalui analisa logis kita tentang
proposisi-proposisi sesuai dengan aturan tata bahasa yang umum. Alkitab juga
memberikan kepada kita pengertian di dalam pernyataan-pernyataan yang logis dan
dapat di mengerti. Keselarasan Perjanjian Baru menyatakan kepada kita bahwa
penyaliban Kristus merupakan suatu peristiwa dari proporsi-proporsi kosmis di
mana Tuhan menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Alkitab menyatakan peristiwa dan
makna dari peristiwa dalam suatu cara yang benar secara mendasar.
- Bukti-bukti Alkitabiah
Ada dua macam bukti yang dihubungkan dengan Alkitab yang
menegaskan kebenaran-kebenaran klaim-klaim Firman Allah yakni:
·
Bukti Internal: Mujizat-mujizat (Mrk.
2:1-12), penggenapan nubuat mengenai Kristus (Yes. 7:14 dengan Mat. 1:23),
sejarah dunia (Dan. 2:37-43), perubahan hidup orang-orang kristen (1 Tes.
2:13), kesatuan isi (Luk. 24:27,44).
·
Bukti Eksternal: Tulisan-tulisan dari gereja
mula-mula dan sejarahwan sekuler, penemuan-penemuan arkeologi, hasil-hasil
sains dll. Jika diperlakukan secara jujur pasti akan mempertahankan kebenaran
pernyataan-pernyataan Alkitab.
- Doktrin Inerrasi
Doktrin inerransi mengajarkan bahwa Alkitab bebas dari
kesalahan atau mengajarkan bahwa Alkitab bebas dari kesalahan. Doktrin
inerransi tidak mengajarkan bahwa masing-masing terjemahan Alkitab itu sempurna
dalam terjemahannya. Doktrin inerransi sangat pentik mutlak dalam wahyu khusus.
Sangat sulit untuk diragukan bahwa para penulis Alkitab percaya mereka
sebenarnya sedang menulis dan mengkomunikasikan Firman Allah. Ada beberapa ayat
dalam Perjanjian Baru yang mengkonfirmasikan ajaran ini, para pembaca harus
memperhatikan teks berikut secara baik-baik: Mat. 19:4,5; Ibr. 3:7; Kis. 4:24,
25; 13:34,35;.berbicara tentang Alkitab seolah-olah Adalah Allah, Gal. 3:8;
Rom.9:17 Allah seolah-olah Alkitab.
BAB IV
PANDANGAN NON-ORTODOKS vs PANDANGAN
ORTODOKS
- Pandangan Liberal/Neo-Liberal
Pandangan ini, tidak memperhatikan kesejarahan
peristiwa-peristiwa Alkitab, dan berusaha mencari inti kebenaran yang
terkandung dalam Alkitab. Bagi Bultmann berpegang bahwa untuk mengerti secara
tepat kebenaran Alkitab, seseorang harus melakukan “Demitologisasi” Perjanjian
Baru mengenai Kristus.
- Pandangan Neo Ortodoks
Pandangan ini Alkitab itu berisi Firman Allah, tetapi
Alkitab bukan benar-benar Firman Allah. Barth menolak semua wahyu umum dan
berpegang bahwa satu-satunya wahyu Allah yang benar adalah Kristus sendiri.
Akhirnya, kepentingannya terletak pada pengalaman pribadi yang otentik tentang
“Kristus” dan yang bersifat mistik daripada dalam kata-kata Alkitab.
- Pandangan Ortodoks
Yang berlawanan dengan teori-teori liberal, neo-liberal,
dan neo-ortodoks adalah pandangan yang bersifat historis dari eksegese
ortodoks. Kebenaran Allah ditemukan dalam dokumen-dokumen yang tertulis itu
sendiri yaitu Alkitab. Otoritas Alkitab adalah suatu fakta yang obyektif dan
permanen yang terletak pada kualitas inspirasi dua tiang iman yang sejati pada
Alkitab sebagai Firman Allah adalah saksi yang obyektif dan kesaksian yang
bersifat internal.
- Masalah Sinoptik
Kritik historis terhadap Perjanjian Baru dapat berasal
dari masalah sinoptik dalam tiga injil yaitu injil Matius, Markus, dan Lukas
dikenal sebagai “Sinoptik”. Di dalam ketiga injil ini terdapat banyaknya
kesamaan sedangkan injil Yohanes sangat berbeda sekali.
- Kritik Sumber
Kritik sumber menjangkau perbedaan antara kritik rendah
dan kritik tinggi. Kritik sumber ini juga membahas tentang masalah persamaan
dari ketiga injil Matius, Markus, dan Lukas sedangkan Yohanes sang berbeda
sekali. Masing-masing memiliki suatu penggambaran yang berbeda tentng Kristus
maupun juga pendengarannya sebagai para pembacanya:
·
Markus pada prinsipnya menulis untuk
orang-orang kafir tentang Kristus sebagai Hamba.
·
Matius pada prinsipnya menulis kepada
orang-orang Yahudi tentang Kristus sebagai Raja.
·
Lukas pada prinsipnya menulis kepada
orang-orang kafir tentang Kristus sebagai manusia.
- Kritik Bentuk
Kritik bentuk mengambil pendekatan bahwa injil-injil yang
ditulis dari materi sumber adalah cerita-cerita yang terbawa bersama-sama dalam
suatu “Bentuk” seperti banyak manik-manik pada sebuah rangkaian yakni, suatu
bagian atau porsi dari tulisan yang terkandung atau keepingan-kepingan dari
tradisi itulah yang dijumpain dalam Alkitab. Masalah kritik ini menolak
kesempurnaan Alkitab dan bahkan kata-kata Yesus (Yoh 14:26; 16:13; 17:17).
Metode ini juga benar-benar mengabaikan bukti-bukti laporan saksi mata yang
dihubungi oleh para penulis Perjanjian Baru (2 Pet. 1:16-18; 1 Yoh. 1:1-4).
- Kritik Redaksi
Kritik redaksi yang merupakan ilmu yang menelusuri
berbagai editor dan tujuan dalam penulisan. Kritik ini menolak kepenulisan
seperti yang diklaim sepanjang sejarah oleh Gereja. Kritik redaksi tidak
memperhatikan perincian-perincian sistimatika ajaran-ajaran Yesus, tetapi ia
hanya tertarik dalam menyampaikan injil menurut sudut pandang Matius, Markus,
lukas, dan Yohanes. Kelemahan dari kritik redaksi ini yaitu: menolak kesaksian
Alkitab tentang self-otentik-nya, berdasarkan pre-suposisi yang salah,
usulan-usulannya bersifat subyektif murni.
- Ortodoksi
Pandangan ortodoks tentang Alkitab berlawanan dengan
bentuk-bentuk kritik yang bersifat bidat ini, dengan doktrinnya Inspirasi
Verbal. Ajaran ini mengaklaim inspirasi dari Roh Kudus untuk seluruh
“perkataan-perkataan” Allah dalam Alkitab. Alkitab juga self-otentik dari
permulaan sampai akhir yakni; terdapat koherensi internal, terdapat sifat
sorgawi dalam materi yang terdapat dalam “Kitab”, terdapat suatu unsur kuno
dalam materi yang terdapat pada Alkitab, terdapat penggenapan nubuat, terdapat
banyak pembuktian self-otentik yang lain mengenai Firman Allah.
BAB V
ALKITAB DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU
- Alkitab dalam Kehidupan Kristus
Yesus Kristus adalah manusia yang sempurna (1 Kor.
15:45), yang datang untuk menebus umat-Nya dari dosa (Mat. 1:21). Firman Allah
merupakan sarana dalam keseluruhan hidup dan pelayanan Kristus di dunia yakni:
·
Dalam Alkitab Yesus mengenal ayat-ayat dengan
baik pada usia 12 tahun dan bercakap-cakap dengan orang-orang lain mengenai
Firman (Luk. 2:39-50).
·
Karena Ia sangat mengerti Alkitab, Yesus
dapat menggunakan Firman Allah untuk mengalahkan setan (Mat. 4:1-10).
·
Kehidupan doa Kristus sesuai dengan Firman
Tuhan (Yoh. 17:8,12,17).
·
Yesus mengakui bahwa Alkitab Perjanjian Lama
berbicara tentang Dia.
·
Kristus berkhotbah dari Firman Allah dalam
pelayanannya (Luk. 4:16-21).
·
Yesus juga mengutip Perjanjian lama sebagai
sumber satu-satunya sumber kebenaran-Nya (Mat. 19:3-6; 22:29-32).
- Alkitab dalam Konversi/Perubahan
Alkitab merupakan elemen yang penting dalam penginjilan,
Firman Allah-lah yang membersihkan hingga keselamatan (Yoh. 15:3). Ada tiga hal
penting untuk keselamatan yakni: Seseorang harus tahu kebenaran mengenai
Kristus, ia harus menyetujui kebenaran itu, ia harus taat (setujuh tanpa
protes) pada kebenaran tersebut. Dalam kitab Rom. 1:16 injil merupakan “kuasa
Allah yang menyelamatkan sebab hanya Alkitab yang menyatakan jalan keselamatan
(1 Kor. 15:3,5; Kis. 11:13,14), Alkitab juga merupakan Firman Allah yang
membawa individu untuk menyetujui kebenaran dari berita Alkitab (Yoh. 4:41),
Alkitab adalah apa yang diyakinkan manusia tentang dosa mereka dan memimpin
mereka kepada Kristus menyebabkan mereka beriman kepada Kristus (Ibr. 4:12).
- Alkitab dalam Pengudusan
Alkitab merupakan saranan utama pengudusan dalam
kehidupan orang Kristen. Dalam kitab 2 Tim. 3:16,17, Paulus berbicara tentang
Alkitab (PB dan PL) sebagai yang diinspirasikan Allah dan berguna yakni:
·
Pengajaran: saranan yang digunakan untuk
memberikan pengetahuan, Alkitab memberikan aturan iman dan hidup bagi kita
(Mzm. 19:1; Ams. 2:6).
·
Teguran: Dalam Firman Allah orang Kristen
uang bersalah ditegur atas dosa-dosa mereka.
·
Koreksi: Alkitab menunjukkan bagaimana
menghadapi dosa, supaya kita dapat kembali berjalan dengan Allah.
·
Berlatih dalam Kebenaran: Alkitab mengajarkan
orang kudus bagaimana berjalan dalam jalur kebenaran (Mzm. 23:3), Alkitab
menjadi suatu sumber kekuatan (Mat. 4:4; Kis. 20:32).
BAB VI
SIFAT HUKUM TAURAT ALLAH YANG MENGIKAT
- Hanya Dua Alternatif
Ada dua jenis alternatif yakni otonomi atau teonomi yaitu
menegakkan dirinya sebagai pembuat hukumannya sendiri, kata otonomi berarti
mengatur diri sendiri. Allah mengatakan bahwa Ia adalah pemberi Hukuman Ilahi
(Yes 33:22).
- Relevansi Hukum Taurat Allah yang Terus Menerus
Hukum Taurat tetap berlaku selamanya, hukum Allah yang
adil membuktikan relevansi Hukum Taurat saat ini. Semua manusia tetap berada di
bawah kovenan kerja untuk keselamatan, di dalam kitab 3:15 yaitu Allah
menetapkan Kovenan Anugerah, di mana Ia menjanjikan akan mengirim Mesias untuk
menebus umat pilihan-Nya. Kristus lahir di bawah Hukum Taurat, karena itulah,
kebenaran sempurna yang dilakukan-Nya sebagai manusia sejati, juga menunjukkan
relevansi Hukum Taurat Allah yang berlanjut.
- Kesaksian yang Bersifat Pengakuan
Posisi klasik dari Pengakuan Iman Reformed adalah
pengakuan mengenai pentingnya orang Kristen untuk menempatkan Hukum Taurat
Allah dalam setiap bidang kehidupan. Hukum Taurat adalah suatu standar atau
aturan yang sempurna dan kebenaran, sifat moral Hukum Taurat selalu mengikat
semua dan Yesus tidak membubarkan, tetapi sangat menguatkan tuntunan ini dalam
injil.
- Kesaksian Alkitab
Yesus datang untuk berkhotbah mengenai kerajaan (Mat. 4:17) dan
Injil-Nya merupakan Injil Kerajaan Allah (Mat. 4:23). Dalam kitab Mat. 5:17
Yesus berbicara tentang Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Melalui hal ini
Yesus mencakup keseluruhan Perjanjian Lama dan bukan hanya bagian-bagian
tertentu saja. Dalam kitab Mat. 5:19 Yesus terus mengatakan bahwa siapapun yang
membantalkan (atau melanggar) satu dari yang paling kecil dari
perintah-perintah Allah dan mengajarkan kepada yang lain akan menjadi yang
terkecil dalam Kerajaan Allah, tetapi siapa saja yang melakukan dan mengajarkan
perintah-perintah Allah akan menjadi yang terbesar.
- Doktrin Kovenan
Penuli Ibrani mengatakan bahwa Firman Allah merupakan
suatu kitab kovenan. Perkataan-perkataan Kristus memerintah bahwa setiap
catatan dan perkataan dalam Hukum Perjanjian Lama dan perjanjian Baru tetap
mengikat.
- Pembuktian teks yang Merugikan
Poin yang ditegaskan oleh Paulus dan penulis kitab Ibrani
adalah bahwa terlepas dari Roh Kudus, Hukum taurat Allah hanya dapat
membinasakan. Huruf Hukum Taurat membinasakan, tetapi Roh Kudus memberi hidup
(2 Kor. 3:6). Loh pertama Hukum Taurat Allah mengajar kita bagaimana kita
menunjukkan kasih kita kepada Allah (secara vertical); Loh kedua menunjukkan
kepada kita bagaimana mengasihi Allah dan sesama kita (secara horizontal).
BAB VII
PENAFSIRAN YANG ALKITABIAH
- Hermeneutika Ortodoks
1.
Beberapa
pertimbangan Gramatika-Sintaksis. Yesus membuktikan doktrin
kebangkitan melalui bentuk waktu, seseorang harus mempelajari kata-kata secara
etimologis. Alasan untuk mempelajari kata-kata dari segi etimologis adalah
karena arti suatu kata mengalami perubahan dalam sekian tahun. Alkitab adalah
suatu kitab Perjanjian dan Alkitab harus dilihat secara sedemikian dari awal
sampai akhir.
2.
Beberapa
Pertimbangan Sejarah-Kebudayaan. Penting kita ketahui latar belakang sejarah di
mana suatu kitab tertentu ditulis, seperti memahami latar belakang kota
korintus dan berhala-berhala yang berpengaruh pada zaman itu sangat menolong
untuk memahami tujuan surat-surat paulus pada Gereja tersebut secara lebih
baik. Dalam kitab Yoh. 13:1-20, Di mana Yesus membasuh kaki para murid-Nya.
Pembasuhan kaki merupakan kegiatan umum pada zaman itu, karena kaki orang yang
berpergian menjadi kotor dan letih karena berjalan tanpa sandal.
3.
Beberapa
Pertimbangan Kontekstual. Pada penafsiran Alkitab adalah
pengenalan yang tepat terhadap konteks di mana suatu perikop Alkitab ditemukan.
Dalam kitab Filipi 4:13 Paulus mengatakan bahwa ia dapat melakukan segala hal
melalui kuasa Tuhannya.
4.
Beberapa
Pertimbangan Teologis. Firman Allah tidak pernah berkontradiksi
dengan dirinya (1 Kor. 14:33; Mal. 3:6). Alkitab adalah penafsiran Alkitab yang
terbaik sebab inilah yang di sebut oleh para reformator sebagai “analogi iman”.
- Bahasa, Pemikiran dan Teologi yang Alkitabiah dan Hermeneutika
Kita tahu bahwa Allah adalah Roh (Yoh. 4:24) dan dengan
demikian bersifat sederhana dalam keberadaan (Luk. 24:39), tanpa bentuk seorang
manusia. Bahasa-bahasa asli Alkitab harus sepenuhnya dipelajari berkaitan
dengan arti historisnya baik secara etimologi maupun melalui penggunaannya
dalam bagian-bagian lain di Alkitab. Pikiran Alkitabiah menolak gagasan-gagasan
dari pakar psikologi modern yang membagi manusia ke dalam kategori penggolongan
yang rapi.
- Prinsip-prinsip Dasar Hermeneutika
1) Alkitab sebagai Karya sastra. Orang-orang Yahudi
sering kali menggunakan hiperbola yaitu suatu kata yang berlebihan untuk maksud
tertentu misalnya Luk. 14:26, Penggunaan permainan kata, misalnya Yoh. 3:8, Amsal-amsal
dan kalimat-kalimat pepata, Penggunaan perupamaan-perupamaan dan
alegori-alegori, Puisi Ibrani ditandai dengan paralelisme lebih dari sekedar
irama atau sajak, Penggunaan kiasan misalnya Mat. 10:16, Penggunaan metafora, Penafsiran juga harus dapat menyadari
bahasa fenomenologis, Penafsir harus mengerti perbedaan antara hukum apodiktik
atau konstitusional, Penafsir harus dapat mengenali tipologi Alkitab.
2) Analogi Iman. Aturan
utama hermeneutika adalah analogi Iman, yakni Alkitab menafsirkan Alkitab.
Alkitab tidak pernah berkontradiksi denfan dirinya sendiri, bagian-bagian
Alkitab yang lebih sulit ditafsirkan oleh bagian yang lebih jelas.
3) Prioritas pada yang bersifat mendidik. Narasi-narasi
harus ditafsirkan oleh bagian-bagian yang bersifat mendidik. Bagian-bagian yang
bersifat mendidik adalah secara khusus dimaksudkan untuk mengajarkan kebenaran
teologis. Tujuan utama Kisah Para Rasul adalam memberikan kepada kita suatu
laporan singkat mengenai pekerjaan dari para rasul dan gereja pada abad pertama.
4) Prioritas pada yang Eksplisit. Masalah
yang timbul pada pendekatan implisit adalah bahaya subyektivisme. Sebuah contoh
klasik dapat dilihat dalam kitab Yoh. 3:16 dan Yoh. 6:44 mengenai doktrin
pemilihan dan kerusakan total.
5) Perincian yang Berhubungan Dengan Bahasa.
Penafsiran
harus dengan hati-hati memutuskan arti dari kata-kata yang digunakan dalam
Alkitab. Seseorang yang menguasai bahasa asli Alkitab suatu pertolongan untuk
menterjemahkan dalam pandangan manusia.
6) Kesulita mengenai nubuatan. Nubuat
itu terselubung secara historis (1 Pet. 1:10-13), penafsiran akhir dari nubuat
terlihat pada penggenapannya (Mal. 4:5,6; Luk. 1:17; Mat. 17:12), semua nubuat
mempunyai subyeknya, yaitu Tuhan Yesus Kristus dan Kemuliaan-Nya (Luk.
24:27,44; Why 19;10b)
7) Penggunaan Logika. Alkitab
merupakan buku yang logis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar