Minggu, 27 September 2015



Judul Buku              : Teologi Sistematika
Nama Pengarang   : Henry C. Thiessen
Nama Penerbit        : Gandum Mas
Tahun Penerbit       : 2010
Tebal Halaman        : 1 – 95 Halaman


PENDAHULUAN
I
SIFAT DAN PERLUNYA TEOLOGI 


Teologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari Tuhan dan karya-karyaNya, dan Teologi Sistematika merupakan sajian teratur dari hasil penelitian teologi. Istilah teologi berasal dari dua kata yunani, yaitu theos dan logos. Theos berarti “Tuhan” dan logos berarti “kata”, “wejangan”, atau “ajaran”. Dengan demikian secara sempit teologi dapat didefenisikan sebagai ajaran tentang Tuhan. Namun, dalam artiannya yang lebih luas dan lebih umum, sitilah teologi kemudian berarti seluruh ajaran kristen, dan bukan sekedar ajaran tentang Tuhan saja, atau dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang Tuhan dan hubungan-hubunganNya dengan alam semesta. Ada beberapa point penting tentang perlunya teologi, yaitu:
a.       Untuk menata naluri dan intelek manusia.
b.      Mengubah sifat ketidakpercayaan zaman ini yang merasuk dimana-mana.
c.       Menerapkan sifat Alkitab yang seutuhnya.
d.      Mengembangkan watak kristen yang cerdas.
e.       Menjadi syarat-syarat bagi pelayanan kristen yang efektif.



II
KEMUNGKINAN DAN PEMBAGIAN TEOLOGI

  1. KEMUNGKINAN TEOLOGI

            Kemungkinan dikerjakannya teologi bersumber pada dua hal, yaitu penyataan Allah dan kemampuan alami manusia. Penyataan Allah diperlihatkan dalam dua bentuk : umum dan khusus, kemampuan manusia terdiri atas dua macam : mental dan rohani. Penyataan Allah merupakan tindakan Allah untuk membuka tabir tentang diriNya atau mengkomunikasikan kebenaran kepada pikiran. Yang diperlihatkan dalam dua bentuk.

  1. Penyataan Allah yang Umum, terdapat di alam, sejarah dan hati nurani manusia. Disampaikan lewat fenomena alami yang terjadi dalam alam atau dalam alur sejarah; ditujukan kepada semua makhluk yang berakal, sehingga dapat dipahami oleh semuanya, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alami manusia serta meyakinkan jiwa agar mencari Allah yang benar.

  1. Penyataan Allah yang Khusus, merupakan tindakan-tindakan Allah yang dengannya Ia memperkenalkan diriNya serta kebenaranNya pada saat-saat tertentu dan kepada orang-orang tertentu. Penyataan ini diungkapkan kepada manusia melalui berbagai cara; dalam bentuk mukjizat dan nubuat, dalam diri dan karya Kristus Yesus, dalam Alkitab dan dalam pengalaman pribadi.

  1. PEMBAGIAN TEOLOGI
Bidang kajian teologi umumnya dibagi menjadi empat bagian;

  1. Teologi Eksegetis, merupakan penelaahan naskah alkitabiah dan pokok-pokok bahasan yang berkaitan.
  2. Teologi Historis, membahas awal mula, perkembangan, dan penyebaran agama yang sejati dan juga semua doktrin, organisasi dan kebiasaannya.
  3. Teologi Sistematika, membahas apologetika, polemik, dan etika alkitabiah.
  4. Teologi Praktis, membahas penerapan teologi terhadap pembaharuan, pengudusan, pembinaan, pendidikan, dan pelayanan manusia.


BAGIAN I
TEISME

Istilah teisme, diartikan menurut empat arti yang berbeda,sekalipun hanya arti keempat saja yang memuaskan, berikut arti yang dimaksud,
  1. Kepercayaan akan adanya satu atau lebih kekuatan adikodrati, satu atau lebih perantara rohani, satu atau lebih dewa.
  2. Kepercayaan akan adanya satu Allah saja.
  3. Kepercayaan akan adanya satu Allah yang berkepribadian yang transenden dan imamen serta keberadaanya terwujud dalam satu oknum saja.
  4. Kepercayaan akan adanya satu Allah yang berkepribadian, yang transenden atau imamen. Allah ini dikenal sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.


III
DEFENISI DAN ADANYA ALLAH

            Ada banyak pemakaian tentang istilah Allah yang salah, secara Alkitabiah istilah yang sering dipakai untuk Allah (yang ilahi) ialah El. Dari istilah ini dibentuk kata Elim, Elohim, dan Eloah. Istilah ini sepadan dengan theos dalam bahasa Yunani, Deus dalam bahasa Latin, dan God dalam bahasa Inggris. Istilah Elohim yang jamak biasanya dipakai oleh para penulis di Perjanjian Lama dengan memakai kata kerja dan kata sifat tunggal untuk menunjuk satu gagasan yang tunggal. Yehova atau Yahweh merupakan nama pribadi yang paling baik dari Allah Israel, istilah ini dikaitkan dengan kata kerja Ibrani “ada” dan berarti “dia yang ada dengan sendirinya” atau “dia yang menjadikan ada”. Nama ini dipakai dalam berbagai kombinasi penting : Yehova-Yireh “Tuhan akan menyediakan”, Yehova-Rapha “Tuhan yang menyembuhkan”, Yehova-Nissi “Tuhan panji-panjiku”, Yehova-Shalom “Tuhan itu keselamatan”, Yehova-Raah “Tuhan adalah gembalaku”, Yehovah-Tsidkenu “Tuhan keadilan kita”, Yehovah-Shammah “Tuhan  hadir”.
            Adonai, tuhanku, merupakan gelar yang sering kali muncul dalam kitab para nabi, yang menggambarkan kepatuhan sikap seorang hamba kepada tuan atau istri kepada suami. Dalam Perjanjian Baru istilah Theos menggantikan istilah El, Elohim dan Elyon, nama Shaddai dan El-Shaddai diterjemahkan sebagai pantokrator, yang artinya yang mahakuasa, dan theos pantokrator yang berarti Allah yang mahakuasa.
            Kepercayaan tentang adanya Allah itu adalah naluriah (yang merupakan kebenaran pertama), yang juga diasumsikan oleh Alkitab, kepercayaan akan adanya Allah didukung oleh alasan-alasan berikut :
  1. Alasan kosmologis, segala sesuatu yang dimulai haruslah mempunyai sebab yang memadai. Alam ssemesta sudah dimulai; oleh karena itu, alam semesta haruslah memiliki suatu sebab yang memadai untuk menerangkan keberadaanya, alasan ini tersirat dalam Ibrani 3:4.
  2. Alasan teleologis, tatanan yang teratur dan berdaya guna di dalam suatu sistem menyiratkan adanya akal budi tinggi dan maksud di dalam sebab pengatur. Alam semesta menunjukkan adanya tatanan yang teratur dan berdaya-guna; oleh karena itu, alam semesta ini memiliki sebab yang berakal budi tinggi dan bebas, premis mayor ini diberitahukan dalam berbagai Mazmur ( Mazmur 8:4 dst, Mazmur 19:2 dst, Mazmur 94:9), Roma 1:18-23; Kis 14:17.
  3. Alasan ­ontologis, alasan ini menemukan bukti adanya Tuhan justru dalam gagasan tentang Allah. Alasan ini beranggapan bahwa semua orang secara naluriah memiliki gagasan tentang Allah, gagasan ini sangat jauh lebih besar daripada manusia sendiri. Karena itu, gagasan tersebut tidak mungkin berasal dari dalam diri manusia sendiri, tetapi hanya dapat berasal dari Allah sendiri.
  4. Alasan moral, bukti-bukti teoritis tidak bisa memberikan kita pengetahuan akan Allah sebagai pribadi yang bermoral, suara hati itu merupakan perintah yang tepat. Alkitab juga memakai alasan moral sebagai bukti adanya Tuhan ( Roma 1:19-32; Roma 2:14-16; Maz 32:3 dst; Maz 38:2-5; Mikha 6:8; Pengkhotbah 12:14).
  5. Alasan berdasarkan keselarasan, kepercayaan tentang adanya Tuhan merupakan penjelasan yang paling baik tentang kenyataan sifat moral, mental, dan religius manusia dang juga kenyataan alam kebendaan; dengan demikian dapat dikatakan bahwa Allah memang ada.
                                                   

IV
BEBERAPA PANDANGAN DUNIA NON KRISTEN

Pada umumnya manusia menolak pengetahuan tentang Allah (Roma 1:28). Dosa telah begitu menggelapkan pandangan manusia dan merusak hati manusia sehingga manusia menolak bukti-bukti yang telah ada dan hidup terus seakan-akan tidak ada Allah atau membuat dewa-dewa buatanm mereka sendiri. Pandangan penolakan tersebut tergolong menurut 6 golongan besar :


  1. PANDANGAN ATEISTIS
Secara umum, istilah ini menunjuk kepada kegagalan untuk mengenali satu-satunya Allah yang benar. Dalam arti yang umum “ATEISME” menunjuk kepada tiga pandangan yang nyata : Ateisme Praktis, Dogmatis dan Murni. Ateisme Praktis ditemukan diantara banyak orang. Banyak orang yang telah menyatakan bahwa semua agama itu palsu belaka tanpa berpikir panjang. Ateisme Dogmatis secara terang-terangan mengakui berpandangan ateis. Ateisme Murni, merupakan bentuk ateisme yang menganut prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan kepercayaan akan Allah atau yang mendefenisikan Allah dengan menggunakan istilah-istilah yang melanggar pemakaian bahasa pada umumnya.

  1. PANDANGAN AGNOSTIS
Istilah “AGNOSTIS” kadang dipakai untuk menamakan setiap ajaran yang menegaskan bahwa pengetahuan yang benar yang tidak mungkin diperoleh dan bahwa semua pengetahuan yang ada bersifat relatif sehingga dengan demikian tidak pasti. Dalam arti ini golongan Sofis dan Skeptis Yunani maupun semua penganut empirisme sejak Aristoteles sampai ke Hune adalah agnostis. Positivisme dalam ilmu pengetahuan dan pragmatisme dalam filsafat dan teologi merupakan bentuk-bentuk agnotisisme yang terkenal.

  1. PANDANGAN PANTEISTIS
Panteisme ialah teori yang mengatakan bahwa segala hal yang terbatas merupakan sekadar aspek, modifikasi, atau bagian dari satu pribadi yang kekal dan yang ada dengan sendirinya. Panteisme menyamakan Allah dengan alam semesta. Allah itu segalanya, dan segalanya itu Allah.
                      I.        Bentuk Utama Panteisme
·         Panteisme Materialistis, beranggapan bahwa zat merupakan penyebab pikiran dan segala sesuatu yang hidup.
·         Hilozoisme dan panpsikisme, beranggapan bahwa setiap partikel zat memiliki suatu prinsip hidup si samping sifat-sifat fisiknya, bahkan juga beranggapan bahwa Allah adalah jiwa dunia ini.
·         Netraslisme, merupakan semacam monisme yang beranggapan bahwa realitas terakhir bukanlah akan dan bukan pula zat, tetapi suatu bahan netral. Akal dan zat hanya merupakan  wujud atau aspek dari bahan netral itu.
·         Idealisme, beranggapan bahwa realitas terkahir adalah akal dan bahwa dunia ini merupakan hasil akal, baik hasil akal individual maupun hasil akal yang tak terbatas.
·         Mistisisme Filosofis, merupakan bentuk monisme yang paling mutlak diketahui.

                    II.        Penolakan Teori-Teori Panteistis
Teori Panteistis harus ditolak karena alasan-alasan berikut :

·         Teori-teori tersebut bertolak dari sistem filsafat yang menyatakan bahwa kehendak bebas itu khayalan.
·         Teori-teori tersebut menghancurkan semua landasan moral.
·         Teori-teori ini menjadikan semua agama rasional mustahil.
·         Teori-teori ini menolak imortalitas pribadi dan yang sadar.
·         Teori-teori ini menyetarakan manusia dengan Tuhan ketika menjadikannya bagian dari Tuhan.
·         Teori-teori ini tidak dapat menjelaskan realitas yang kongkret.

  1. PANDANGAN POLITEISTIS
Politeistis/Politeisme melakukan pemujaan alam, seperti kepada Matahari, Bulan, Bintang-Bintang sebagai wakil alam di angkasa, serta Api, Air, Udara sebagai wakil bumi.


  1. PANDANGAN DUALISTIS
Teori ini beranggapan bahwa realitas terdiri atas dua substansi atau dua prinsip yang berbeda dan tak bisa diuraikan lagi.

  1. PANDANGAN DEISTIS
Deistis menganut paham transendensi Allah sampai meniadakan imanensi-Nya, bagi deisme Allah hanya hadir dengan kuasaNya ketika menciptakan alam semesta. Deisme tidak percaya akan adanya penyataan khusus, mukjizat dan pemeliharaan ilahi.
                                                              

BAGIAN II
BIBLIOLOGI
V
ALKITAB : PERWUJUDAN PERNYATAAN ILAHI

  1. ALASAN PRIORI
Alasan ini adalah alasan yang bergerak dari sesuatu yang ada lebih dahulu menuju kepada sesuatu yang ada kemudian. Maka alasan apriori ini dapat diungkapkan sebagai berikut : manusia sebagaimana adanya dan Tuhan  sebagaimana adanya memungkinkan kita mengharapkan sebuah penyataan dari Allah serta wujud tertulis dari bagian-bagian penyataan tersebut yang cukup memadai untuk dijadikan sumber kebenaran teologi yang dapat dipercaya dan tidak mungkin salah.

  1. ALASAN BERDASARKAN ANALOGI
Alasan ini terbit dari persesuaian yang ada antara perbandingan atau hubungan antara berbagai hal. Alasan ini dapat diungkapkan dalam dua bagian. Pertama, begitu kita memasuki dunia dimana komunikasi dibutuhkan antara pribadi-pribadi yang memiliki inteligensi tertentu, kita pasti menjumpai adanya ungkapan langsung, semacam “penyataan”. Kedua, di alam ini terdapat tanda-tanda kebaikan yang menyembuhkan, dan dalam kehidupan setiap pribadi serta bangsa terdapat bukti adanya kesabaran dalam urusan-urusan pemeliharaan sehingga merupakan landasan bagi timbulnya pengharapan.

  1. ALASAN BERDASARKAN KENYATAAN BAHWA ALKITAB TIDAK BISA DIMUSNAHKAN
Para Romawi sadar bahwa orang-orang Kristen melandaskan kepercayaan kepada Alkitab, dengan itu mereka akhirnya tidak bias memusnahkan Alkitab karna Alkitab ini adalah kebenaran dari Allah sendiri yang di wahyukan kepada orang yang taat dan takut akan Dia.

  1.  ALASAN BERDASARKAN SIFAT ALKITAB
Alkitab mengakui kepribadian, kesatuan, dan ketritunggalan Allah, Alkitab mengagungkan kekudusan dan aksih Allah. Sekalipun Alkitab ditulis oleh sekitar empat puluh penulis berbeda selama rentang waktu sekitar 1.600 tahun, amanatnya tetap satu. Alkitab mempunyai sistem doktrinal, satu tolok ukur moral, satu rencana keselamatan, satu program untuk segala zaman.

  1. ALASAN BERDASARKAN PENGARUH ALKITAB
Pengaruh dalam Alkitab ini sangat besar dalam perbuatan UUD berbagai Negara dan dalam banyak pembaharuan social yang besar.




  1. ALASAN BERDASARKAN NUBUAT YANG DIGENAPI
Nubuat-nubuat dalam Kitab sangatlah banyak sebab semua nubuat yang telah di berikan Allah itu membuktikan bahwa Alkitab adalah wujud penyataan ilahi.

  1. TUNTUTAN ALKITAB SENDIRI
Alkitab tidak hanya menegaskan bahwa dirinya merupakan penyataan dari Allah, tetapi juga bahwa dirinya merupakan rekaman yang mutlak sempurna dari penyataan Ilahi itu.


VI
KEASLIAN, KREDIBILITAS, DAN KANONITAS
KITAB-KITAB DALAM ALKITAB

KREDIBILITAS KITAB-KITAB DALAM ALKITAB

  1. KREDIBILITAS KITAB-KITAB PERJANJIAN LAMA
Kredibilitas kitab-kitab Perjanjian Lama ditetapkan oleh kenyataan yang besar :
  • Bukti berdasarkan pengakuan Kristus terhadap Perjanjian Lama.
  • Bukti berdasarkan sejarah dan arkeologi, sejarah memberikan banyak bukti bahwa gambaran Alkitab tentang kehidupan di Mesir, Asyur, Babilonia, Media-Persia, dan lain-lain itu sesuai dengan kenyataan.

  1. KREDIBILITAS KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU
Kredibilitas kitab-kitab Perjanjian Baru dapat ditetapkan oleh empat fakta yang besar.
  • Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru adalah orang-orang yang mengetahui betul apa yang ditulisnya.
  • Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru adalah orang-orang jujur.
  • Tulisan-tulisan mereka saling melengkapi.
  • Isi kitab-kitab Perjanjian Baru cocok dengan sejarah dan pengalaman.

VII
PENGILHAMAN ALKITAB

A.   DEFENISI ILHAM
            Untuk menyajikan suatu defenisi yang memadai dan jitu tentang ilham, kita harus mempertimbangkan beberapa konsep teologis, yang berkaitan dan menolak teori-teori yang salah.

ISTILAH-ISTILAH TEOLOGIS YANG BERKAITAN
            Istilah-istilah teologis yang berkaitan ialah penyataan, ilham, wibawa, sifat tidak mungkin bersalah, serta pencerahan.

  • Penyataan, Allah telah menyatakan dirinya melalui alam, sejarah dan hati nurani manusia. Ia juga telah menyatakan diri di dalam AnakNya yang Tnggal dan di dalam firmanNya.
  • Ilham, pengilhaman berkaitan dengan pencatatan kebenaran. Roh Allh menguasai serta mendorong orang-orang untuk menulis keenam puluh enam kitab dalam Alkitab.
  • Wibawa, Alkitab membawa besertanya kewibawaan ilahi Allah. Amanat Alkitab mengikat manusia, mengikat pikirannya, hati nuraninya, kehendaknya, serta hatinya.
  • Sifat tidak mungkin bersalah. Bukan saja Alkitab itu diilhami dan berwibawa, tetapi juga tidak mungkin bersalah.
  • Pencerahan. Ia yang mengilhami orang-orang tertentu ketika menulis Alkitab, juga mencerahkan pikiran orang-orang yang membaca apa saja yang telah diilhamkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I Love JESUS, yes I do