Judul
Buku : Teologi Sistematika
Nama
Pengarang : Henry C. Thiessen
Nama
Penerbit : Gandum Mas
Tahun
Penerbit : 2010
Tebal
Halaman : 1 – 95 Halaman
PENDAHULUAN
I
SIFAT
DAN PERLUNYA TEOLOGI
Teologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari Tuhan dan karya-karyaNya, dan Teologi Sistematika
merupakan sajian teratur dari hasil penelitian teologi. Istilah teologi berasal
dari dua kata yunani, yaitu theos dan logos. Theos berarti “Tuhan” dan logos
berarti “kata”, “wejangan”, atau “ajaran”. Dengan demikian secara sempit
teologi dapat didefenisikan sebagai ajaran tentang Tuhan. Namun, dalam
artiannya yang lebih luas dan lebih umum, sitilah teologi kemudian berarti
seluruh ajaran kristen, dan bukan sekedar ajaran tentang Tuhan saja, atau dapat
didefenisikan sebagai ilmu tentang Tuhan dan hubungan-hubunganNya dengan alam
semesta. Ada beberapa point penting tentang perlunya teologi, yaitu:
a.
Untuk menata naluri dan intelek manusia.
b.
Mengubah sifat ketidakpercayaan zaman ini yang merasuk dimana-mana.
c.
Menerapkan sifat Alkitab yang seutuhnya.
d.
Mengembangkan watak kristen yang cerdas.
e.
Menjadi syarat-syarat bagi pelayanan kristen yang efektif.
II
KEMUNGKINAN
DAN PEMBAGIAN TEOLOGI
- KEMUNGKINAN
TEOLOGI
Kemungkinan dikerjakannya teologi bersumber pada dua hal, yaitu penyataan Allah
dan kemampuan alami manusia. Penyataan Allah diperlihatkan dalam dua bentuk :
umum dan khusus, kemampuan manusia terdiri atas dua macam : mental dan rohani.
Penyataan Allah merupakan tindakan Allah untuk membuka tabir tentang diriNya
atau mengkomunikasikan kebenaran kepada pikiran. Yang diperlihatkan dalam dua
bentuk.
- Penyataan Allah
yang Umum, terdapat di alam, sejarah dan hati nurani manusia. Disampaikan
lewat fenomena alami yang terjadi dalam alam atau dalam alur sejarah;
ditujukan kepada semua makhluk yang berakal, sehingga dapat dipahami oleh
semuanya, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alami manusia serta
meyakinkan jiwa agar mencari Allah yang benar.
- Penyataan Allah
yang Khusus, merupakan tindakan-tindakan Allah yang dengannya Ia
memperkenalkan diriNya serta kebenaranNya pada saat-saat tertentu dan
kepada orang-orang tertentu. Penyataan ini diungkapkan kepada manusia
melalui berbagai cara; dalam bentuk mukjizat dan nubuat, dalam diri dan
karya Kristus Yesus, dalam Alkitab dan dalam pengalaman pribadi.
- PEMBAGIAN
TEOLOGI
Bidang kajian teologi umumnya dibagi menjadi
empat bagian;
- Teologi
Eksegetis, merupakan penelaahan naskah alkitabiah dan pokok-pokok bahasan
yang berkaitan.
- Teologi
Historis, membahas awal mula, perkembangan, dan penyebaran agama yang
sejati dan juga semua doktrin, organisasi dan kebiasaannya.
- Teologi
Sistematika, membahas apologetika, polemik, dan etika alkitabiah.
- Teologi Praktis,
membahas penerapan teologi terhadap pembaharuan, pengudusan, pembinaan,
pendidikan, dan pelayanan manusia.
BAGIAN
I
TEISME
Istilah teisme, diartikan
menurut empat arti yang berbeda,sekalipun hanya arti keempat saja yang
memuaskan, berikut arti yang dimaksud,
- Kepercayaan
akan adanya satu atau lebih kekuatan adikodrati, satu atau lebih perantara
rohani, satu atau lebih dewa.
- Kepercayaan
akan adanya satu Allah saja.
- Kepercayaan
akan adanya satu Allah yang berkepribadian yang transenden dan imamen
serta keberadaanya terwujud dalam satu oknum saja.
- Kepercayaan
akan adanya satu Allah yang berkepribadian, yang transenden atau imamen.
Allah ini dikenal sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
III
DEFENISI
DAN ADANYA ALLAH
Ada banyak pemakaian tentang istilah Allah yang salah, secara Alkitabiah
istilah yang sering dipakai untuk Allah (yang ilahi) ialah El. Dari istilah ini
dibentuk kata Elim, Elohim, dan Eloah. Istilah ini sepadan dengan theos dalam
bahasa Yunani, Deus dalam bahasa Latin, dan God dalam bahasa Inggris. Istilah
Elohim yang jamak biasanya dipakai oleh para penulis di Perjanjian Lama dengan
memakai kata kerja dan kata sifat tunggal untuk menunjuk satu gagasan yang
tunggal. Yehova atau Yahweh merupakan nama pribadi yang paling baik dari Allah
Israel, istilah ini dikaitkan dengan kata kerja Ibrani “ada” dan berarti “dia
yang ada dengan sendirinya” atau “dia yang menjadikan ada”. Nama ini dipakai
dalam berbagai kombinasi penting : Yehova-Yireh “Tuhan akan menyediakan”,
Yehova-Rapha “Tuhan yang menyembuhkan”, Yehova-Nissi “Tuhan panji-panjiku”,
Yehova-Shalom “Tuhan itu keselamatan”, Yehova-Raah “Tuhan adalah gembalaku”,
Yehovah-Tsidkenu “Tuhan keadilan kita”, Yehovah-Shammah “Tuhan hadir”.
Adonai, tuhanku, merupakan gelar yang sering kali muncul dalam kitab para nabi,
yang menggambarkan kepatuhan sikap seorang hamba kepada tuan atau istri kepada
suami. Dalam Perjanjian Baru istilah Theos menggantikan istilah El, Elohim dan
Elyon, nama Shaddai dan El-Shaddai diterjemahkan sebagai pantokrator, yang
artinya yang mahakuasa, dan theos pantokrator yang berarti Allah yang
mahakuasa.
Kepercayaan tentang adanya Allah itu adalah naluriah (yang merupakan kebenaran
pertama), yang juga diasumsikan oleh Alkitab, kepercayaan akan adanya Allah
didukung oleh alasan-alasan berikut :
- Alasan
kosmologis, segala sesuatu yang dimulai haruslah mempunyai sebab yang
memadai. Alam ssemesta sudah dimulai; oleh karena itu, alam semesta
haruslah memiliki suatu sebab yang memadai untuk menerangkan keberadaanya,
alasan ini tersirat dalam Ibrani 3:4.
- Alasan
teleologis, tatanan yang teratur dan berdaya guna di dalam suatu sistem
menyiratkan adanya akal budi tinggi dan maksud di dalam sebab pengatur.
Alam semesta menunjukkan adanya tatanan yang teratur dan berdaya-guna;
oleh karena itu, alam semesta ini memiliki sebab yang berakal budi tinggi
dan bebas, premis mayor ini diberitahukan dalam berbagai Mazmur ( Mazmur
8:4 dst, Mazmur 19:2 dst, Mazmur 94:9), Roma 1:18-23; Kis 14:17.
- Alasan ontologis,
alasan ini menemukan bukti adanya Tuhan justru dalam gagasan tentang
Allah. Alasan ini beranggapan bahwa semua orang secara naluriah memiliki
gagasan tentang Allah, gagasan ini sangat jauh lebih besar daripada
manusia sendiri. Karena itu, gagasan tersebut tidak mungkin berasal dari
dalam diri manusia sendiri, tetapi hanya dapat berasal dari Allah sendiri.
- Alasan moral,
bukti-bukti teoritis tidak bisa memberikan kita pengetahuan akan Allah
sebagai pribadi yang bermoral, suara hati itu merupakan perintah yang
tepat. Alkitab juga memakai alasan moral sebagai bukti adanya Tuhan ( Roma
1:19-32; Roma 2:14-16; Maz 32:3 dst; Maz 38:2-5; Mikha 6:8; Pengkhotbah
12:14).
- Alasan
berdasarkan keselarasan, kepercayaan tentang adanya Tuhan merupakan
penjelasan yang paling baik tentang kenyataan sifat moral, mental, dan
religius manusia dang juga kenyataan alam kebendaan; dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Allah memang ada.
IV
BEBERAPA PANDANGAN DUNIA NON
KRISTEN
Pada umumnya manusia menolak
pengetahuan tentang Allah (Roma 1:28). Dosa telah begitu menggelapkan pandangan
manusia dan merusak hati manusia sehingga manusia menolak bukti-bukti yang
telah ada dan hidup terus seakan-akan tidak ada Allah atau membuat dewa-dewa
buatanm mereka sendiri. Pandangan penolakan tersebut tergolong menurut 6
golongan besar :
- PANDANGAN
ATEISTIS
Secara umum, istilah ini menunjuk kepada kegagalan untuk
mengenali satu-satunya Allah yang benar. Dalam arti yang umum “ATEISME”
menunjuk kepada tiga pandangan yang nyata : Ateisme Praktis, Dogmatis dan
Murni. Ateisme Praktis ditemukan diantara banyak orang. Banyak orang yang telah
menyatakan bahwa semua agama itu palsu belaka tanpa berpikir panjang. Ateisme
Dogmatis secara terang-terangan mengakui berpandangan ateis. Ateisme Murni,
merupakan bentuk ateisme yang menganut prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan
kepercayaan akan Allah atau yang mendefenisikan Allah dengan menggunakan
istilah-istilah yang melanggar pemakaian bahasa pada umumnya.
- PANDANGAN AGNOSTIS
Istilah “AGNOSTIS” kadang dipakai untuk
menamakan setiap ajaran yang menegaskan bahwa pengetahuan yang benar yang tidak
mungkin diperoleh dan bahwa semua pengetahuan yang ada bersifat relatif
sehingga dengan demikian tidak pasti. Dalam arti ini golongan Sofis dan Skeptis
Yunani maupun semua penganut empirisme sejak Aristoteles sampai ke Hune adalah
agnostis. Positivisme dalam ilmu pengetahuan dan pragmatisme dalam filsafat dan
teologi merupakan bentuk-bentuk agnotisisme yang terkenal.
- PANDANGAN PANTEISTIS
Panteisme ialah teori yang mengatakan
bahwa segala hal yang terbatas merupakan sekadar aspek, modifikasi, atau bagian
dari satu pribadi yang kekal dan yang ada dengan sendirinya. Panteisme
menyamakan Allah dengan alam semesta. Allah itu segalanya, dan segalanya itu Allah.
I.
Bentuk Utama Panteisme
·
Panteisme Materialistis, beranggapan bahwa
zat merupakan penyebab pikiran dan segala sesuatu yang hidup.
·
Hilozoisme dan panpsikisme, beranggapan bahwa
setiap partikel zat memiliki suatu prinsip hidup si samping sifat-sifat
fisiknya, bahkan juga beranggapan bahwa Allah adalah jiwa dunia ini.
·
Netraslisme, merupakan semacam monisme yang
beranggapan bahwa realitas terakhir bukanlah akan dan bukan pula zat, tetapi
suatu bahan netral. Akal dan zat hanya merupakan wujud atau aspek dari
bahan netral itu.
·
Idealisme, beranggapan bahwa realitas
terkahir adalah akal dan bahwa dunia ini merupakan hasil akal, baik hasil akal
individual maupun hasil akal yang tak terbatas.
·
Mistisisme Filosofis, merupakan bentuk
monisme yang paling mutlak diketahui.
II.
Penolakan Teori-Teori Panteistis
Teori
Panteistis harus ditolak karena alasan-alasan berikut :
·
Teori-teori tersebut bertolak dari sistem
filsafat yang menyatakan bahwa kehendak bebas itu khayalan.
·
Teori-teori tersebut menghancurkan semua
landasan moral.
·
Teori-teori ini menjadikan semua agama
rasional mustahil.
·
Teori-teori ini menolak imortalitas pribadi
dan yang sadar.
·
Teori-teori ini menyetarakan manusia dengan
Tuhan ketika menjadikannya bagian dari Tuhan.
·
Teori-teori ini tidak dapat menjelaskan
realitas yang kongkret.
- PANDANGAN
POLITEISTIS
Politeistis/Politeisme melakukan pemujaan alam, seperti
kepada Matahari, Bulan, Bintang-Bintang sebagai wakil alam di angkasa, serta
Api, Air, Udara sebagai wakil bumi.
- PANDANGAN
DUALISTIS
Teori ini beranggapan bahwa realitas terdiri atas dua
substansi atau dua prinsip yang berbeda dan tak bisa diuraikan lagi.
- PANDANGAN
DEISTIS
Deistis menganut paham transendensi Allah sampai
meniadakan imanensi-Nya, bagi deisme Allah hanya hadir dengan kuasaNya ketika
menciptakan alam semesta. Deisme tidak percaya akan adanya penyataan khusus,
mukjizat dan pemeliharaan ilahi.
BAGIAN
II
BIBLIOLOGI
V
ALKITAB : PERWUJUDAN
PERNYATAAN ILAHI
- ALASAN PRIORI
Alasan
ini adalah alasan yang bergerak dari sesuatu yang ada lebih dahulu menuju
kepada sesuatu yang ada kemudian. Maka alasan apriori ini dapat diungkapkan
sebagai berikut : manusia sebagaimana adanya dan Tuhan sebagaimana adanya
memungkinkan kita mengharapkan sebuah penyataan dari Allah serta wujud tertulis
dari bagian-bagian penyataan tersebut yang cukup memadai untuk dijadikan sumber
kebenaran teologi yang dapat dipercaya dan tidak mungkin salah.
- ALASAN BERDASARKAN
ANALOGI
Alasan ini terbit dari
persesuaian yang ada antara perbandingan atau hubungan antara berbagai hal.
Alasan ini dapat diungkapkan dalam dua bagian. Pertama, begitu kita memasuki
dunia dimana komunikasi dibutuhkan antara pribadi-pribadi yang memiliki
inteligensi tertentu, kita pasti menjumpai adanya ungkapan langsung, semacam
“penyataan”. Kedua, di alam ini terdapat tanda-tanda kebaikan yang
menyembuhkan, dan dalam kehidupan setiap pribadi serta bangsa terdapat bukti
adanya kesabaran dalam urusan-urusan pemeliharaan sehingga merupakan landasan
bagi timbulnya pengharapan.
- ALASAN
BERDASARKAN KENYATAAN BAHWA ALKITAB TIDAK BISA DIMUSNAHKAN
Para Romawi sadar bahwa
orang-orang Kristen melandaskan kepercayaan kepada Alkitab, dengan itu mereka
akhirnya tidak bias memusnahkan Alkitab karna Alkitab ini adalah kebenaran dari
Allah sendiri yang di wahyukan kepada orang yang taat dan takut akan Dia.
- ALASAN
BERDASARKAN SIFAT ALKITAB
Alkitab
mengakui kepribadian, kesatuan, dan ketritunggalan Allah, Alkitab mengagungkan
kekudusan dan aksih Allah. Sekalipun Alkitab ditulis oleh sekitar empat puluh
penulis berbeda selama rentang waktu sekitar 1.600 tahun, amanatnya tetap satu.
Alkitab mempunyai sistem doktrinal, satu tolok ukur moral, satu rencana
keselamatan, satu program untuk segala zaman.
- ALASAN BERDASARKAN
PENGARUH ALKITAB
Pengaruh
dalam Alkitab ini sangat besar dalam perbuatan UUD berbagai Negara dan dalam
banyak pembaharuan social yang besar.
- ALASAN BERDASARKAN
NUBUAT YANG DIGENAPI
Nubuat-nubuat
dalam Kitab sangatlah banyak sebab semua nubuat yang telah di berikan Allah itu
membuktikan bahwa Alkitab adalah wujud penyataan ilahi.
- TUNTUTAN ALKITAB
SENDIRI
Alkitab
tidak hanya menegaskan bahwa dirinya merupakan penyataan dari Allah, tetapi
juga bahwa dirinya merupakan rekaman yang mutlak sempurna dari penyataan Ilahi
itu.
VI
KEASLIAN, KREDIBILITAS, DAN
KANONITAS
KITAB-KITAB DALAM ALKITAB
KREDIBILITAS KITAB-KITAB
DALAM ALKITAB
- KREDIBILITAS
KITAB-KITAB PERJANJIAN LAMA
Kredibilitas
kitab-kitab Perjanjian Lama ditetapkan oleh kenyataan yang besar :
- Bukti
berdasarkan pengakuan Kristus terhadap Perjanjian Lama.
- Bukti
berdasarkan sejarah dan arkeologi, sejarah memberikan banyak bukti bahwa
gambaran Alkitab tentang kehidupan di Mesir, Asyur, Babilonia,
Media-Persia, dan lain-lain itu sesuai dengan kenyataan.
- KREDIBILITAS KITAB-KITAB
PERJANJIAN BARU
Kredibilitas kitab-kitab
Perjanjian Baru dapat ditetapkan oleh empat fakta yang besar.
- Para penulis
kitab-kitab Perjanjian Baru adalah orang-orang yang mengetahui betul apa
yang ditulisnya.
- Para penulis
kitab-kitab Perjanjian Baru adalah orang-orang jujur.
- Tulisan-tulisan
mereka saling melengkapi.
- Isi kitab-kitab
Perjanjian Baru cocok dengan sejarah dan pengalaman.
VII
PENGILHAMAN
ALKITAB
A.
DEFENISI
ILHAM
Untuk
menyajikan suatu defenisi yang memadai dan jitu tentang ilham, kita harus
mempertimbangkan beberapa konsep teologis, yang berkaitan dan menolak
teori-teori yang salah.
ISTILAH-ISTILAH TEOLOGIS YANG BERKAITAN
Istilah-istilah
teologis yang berkaitan ialah penyataan, ilham, wibawa, sifat tidak mungkin
bersalah, serta pencerahan.
- Penyataan,
Allah telah menyatakan dirinya melalui alam, sejarah dan hati nurani
manusia. Ia juga telah menyatakan diri di dalam AnakNya yang Tnggal dan di
dalam firmanNya.
- Ilham,
pengilhaman berkaitan dengan pencatatan kebenaran. Roh Allh menguasai serta
mendorong orang-orang untuk menulis keenam puluh enam kitab dalam Alkitab.
- Wibawa,
Alkitab membawa besertanya kewibawaan ilahi Allah. Amanat Alkitab mengikat
manusia, mengikat pikirannya, hati nuraninya, kehendaknya, serta hatinya.
- Sifat tidak mungkin bersalah.
Bukan saja Alkitab itu diilhami dan berwibawa, tetapi juga tidak mungkin
bersalah.
- Pencerahan.
Ia yang mengilhami orang-orang tertentu ketika menulis Alkitab, juga
mencerahkan pikiran orang-orang yang membaca apa saja yang telah
diilhamkannya